Sejarah itu berulang

Art Print by Nevenka Papič, via 1x.com

Tuan, aku pernah mendengar kata orang, sejarah mungkin berulang. Lantas aku berpikir, bagaimana mungkin sesuatu yang telah berlalu itu terulang kembali.

Ingatkah Kamu, ada cerita tentang seorang pemuda. Pemuda yang takut kecemburuannya akan sia-sia. Kini hal yang ia takuti selangkah lebih dekat. Cemburu yang ia rasakan, sebentar lagi akan terbuang percuma.

Tuan, pemuda ini yang akan mengulangi sejarah. Mungkin bagi Tuan ataupun Pembaca, ini hanya hal biasa yang umum terjadi. Tapi tidak bagi pemuda itu, ia pernah merasakan yang sama, dulu, jauh sebelum diri ini pandai mengumpulkan serpihan kata.

Mungkin terbesit di pikiran Tuan, sejarah apa yang akan pemuda itu ulangi. Jatuh cinta, kepada seseorang yang tak bisa dimiliki.

Tapi masih ada waktu, Tuan. Semoga pemuda ini tak mengulangi sejarah itu karena kesalahannya.


Sometimes, we fall in love with people we can’t have.

Menyikapi Kehilangan

Tidak ada yang bisa terlepas dari kehilangan. Akan selalu ada perpisahan, dengan orang tua, saudara, teman atau lainnya. Semua tergantung bagaimana menyikapi sebuah kehilangan, sebuah perpisahan. Hargai dan sayangi mereka selagi bisa melakukannya.

Menoelis soeka-soeka

Kepergian Bapak membuatku memandang kehilangan dengan cara yang berbeda. (foto: koleksi keluarga)

Aku bukan tipe orang yang cepat berdamai dengan kehilangan, dan perpisahan. Khususnya dengan orang-orang terdekat. Karena itulah aku selalu gagap ketika memberikan ucapan bela sungkawa kepada kawan-kawan yang kehilanga orang-orang terdekatnya.

Bahkan ketika nenekku meninggal, aku tak sanggup datang ke pemakamannya. Aku takut, dan tidak tahu harus bersikap apa.

8 Nopember 2016, pagi-pagi sekali ketika aku akan berangkat ke Banjarmasin, kakakku menelepon dan mengabarkan bapak terjatuh ketika sedang sholat. Hatiku mencelos, padahal malam sebelumnya aku masih mengabarkan keberangkatanku untuk tugas kantor ke Banjarmasin ke Ibu.

Baa kaba Apa, Bu? (Bagaimana kabar Bapak, Bu?)”

Masih saroman biaso. (Masih seperti biasa)”

Lalu setelah itu aku hanya menitipkan salam, tak sempat berbicara dengan beliau.

Segera setelah aku mendarat di Kalimantan, kakakku yang lain mengabarkan Bapak sudah meninggal. Aku hanya diam, masih berusaha mencerna kabar yang kuterima. Nyaris…

Lihat pos aslinya 281 kata lagi

Reborn or take step back

Screen Shot 2014-12-14 at 11.40.48 PM

Daily Prompt – From the Top: If you had the chance to be reborn, would you choose to return as your present self, or would opt for a fresh start?

Well, yes, sometimes I want to reborn anew. But then, if I become something new, I will lost all my precious memories, right? Instead of reborn anew, I prefer go back in time, doing something that I (maybe) miss. I can fix some without losing much.

That’s what I will do if I have a chance. But I know it won’t be happened. I’m quite sure that I’m not the only person who want to fix something in the past. Human, makes mistake, it can’t be denied. But human has right to choose what will they do. Of course, they should know what kind of risk they have to take. Because, we, human, will never be perfect. We, human, can’t go back, can’t take back what we have done. Let’s do our best, don’t spend too much time regretting the past, as they won’t come back.

 

They always say time changes things, but you actually have to change them yourself.
~ Andy Warhol, The Philosophy of Andy Warhol

image source

(mungkin) aku masih (sanggup) ‘bermain’ dengan kalian

Hai Pembaca, aku membuka kembali draftdraft yang kusimpan di blog ini. Aku menemukan sebuah tulisan, dan sepertinya aku ingin melanjutkannya.

Waktu itu, setelah melihat sebuah buku di toko buku, tiba-tiba timbul pertanyaan apa perbedaan cinta dan sayang. Jalan-jalan di google, ketemu. Tapi ada artikel lain yang menarik perhatian. Pada artikel tersebut, dituliskan beberapa hal yang membuat wanita tertarik pada pria, salah satunya misterius. Mengingat kata-kata tersebut, membuatku jadi tersenyum sendiri. Teringat akan seseorang yang pernah berkata aku orang yang misterius. Benarkah?

Jika dipikir-pikir, ada benarnya. Aku orang yang bisa dibilang pendiam. Hanya beberapa yang berinteraksi denganku dan melihat diriku yang sebenarnya. Mungkin ini ada hubungannya dengan kejadian-kejadian yang sering ku alami. Aku sering didiamkan oleh orang lain. Tak jarang perkataanku diabaikan begitu saja. Dan cukup sering aku menyingung orang lain dengan kata-kataku. Hal ini berulang kali terjadi, sampai akhirnya aku lebih memilih untuk diam. Mungkin tidak sepenuhnya diam, hanya sesekali berbicara, dan terkadang tersenyum. Bahkan tidak banyak orang yang tahu yang aku rasakan. Ya, bagaimanapun perasaanku, ekspresiku tetap sama. Dan terkadang aku berpikir aku adalah orang yang terlalu mahir untuk berbohong, termasuk diriku sendiri.

Aku tidak pernah tahu apa yang mereka rasakan tentang diriku. Ketidakpedulian ini sering kali membuatku merasa sedih. Aku selalu berusaha untuk berbaur dengan orang lain. Namun pada akhirnya tetap seperti dulu, aku tetap diabaikan.

Aku pernah berbicara dengan sensei-ku saat kami sedang berkumpul bersama, tentu ada teman-teman yang lain. Entah kenapa saat itu aku meminta ia untuk memberikan pendapatnya mengenai kami. Satu demi satu ia sampaikan, dan akhirnya giliranku. Aku cukup terkejut, ia berkata aku adalah seseorang yang netral, seseorang yang berusaha agar tidak menyakiti perasaan orang lain. Yang lain meng-iyakan.

Berusaha netral mungkin merupakan caraku agar bisa diterima. Aku yang dulu selalu diabaikan, merasa bahwa dengan mengikuti ‘permainan’ mereka, mungkin aku akan diterima. Tapi entah sampai kapan, hanya menunggu waktu hingga aku tidak lagi diijinkan untuk ‘bermain’.

 

It is a happy talent to know how to play.
~ Ralph Waldo Emerson

Positifkan dunia dengan energimu

Baru saja membaca artikel dari blog seorang sahabat tentang energi positif, cukup menarik hati untuk menulis tentang energi positif pada manusia. Kata sahabat itu, seseorang yang selalu terlihat ramah dan menyenangkan, itu karena mereka memancarkan energi positif kepada orang sekitar, meskipun terkadang mereka sendiri tidak seperti itu.

Setelah memanfaatkan kekuatan google, ternyata energi positif dapat dihasilkan berbagai cara. Berikut cara menimbulkan energi positif menurut Esa Hilang, Dua Terbilang

  1. Kerjakan tugas yang anda cintai.
    Kecintaan itu akan memunculkan gairah dan semangat, yang kemudian akan meningkatkan energi Anda. Rasanya persis seperti kita mencintai seseorang, yang membuat kita bergairah untuk suka dan rela membahagiakan orang yang kita cintai.
  2. Berolah raga secara teratur.
    Tak dapat disangkal lagi, olah raga akan meningkatkan energi positif kita. Olah raga akan membuat kita merasa baik. Olahraga teratur membuat tingkat energi kita jadi lebih tinggi.
  3. Diet tepat, bangkitkan energi.
    Diet yang kaya karbohidrat, protein, rendah lemak dan banyak serat sangat perlu untuk mempertahankan tingkat energi Anda. Kurangi gula (sugar) agar terhindari dari efek roller coaster dari gula tersebut.
  4. Bekerja dengan memfokuskan pikiran pada hasil akhirnya.
    Anda mungkin mengalami stres sehingga energi Anda terkuras habis dan pekerjaan tak kunjung selesai atau bahkan tak kunjung dimulai. Nah di sinilah kita perlu “memfokuskan pikiran kita pada hasil akhir dari penyelesaian tugas”.
  5. Senyumlah.
    Senyum itu menular. Senyum akan meningkatkan suasana hati Anda. Ketika Anda berjalan dengan senyum di wajah, orang-orang akan menanggapi Anda dengan keramahan. Tanggapan positif seperti itu akan mengubah hari-hari Anda.
  6. Tingkatkan energi positif Anda melalui bahasa tubuh.
    Bahasa tubuh positif akan membantu Anda untuk meningkatkan energi positif. Cobalah berjalan seperti seorang “pejabat yang percaya diri dan dicintai bawahan”. Cobalah dengan sungguh-sungguh. Adakah energi positif bergelora di tubuh kita?
  7. Berpakaian baik.
    Berpakaian yang tepat, jelas meningkatkan rasa percaya diri dan energi positif Anda. Kalau Anda merasa salah kostum, dan anda tidak dapat membuang perasaan salah itu, maka anda akan jadi nervous; artinya: energi positif Anda terkuras!
  8. Hindari penguras energi positif kita.
    Jangan buang waktu dengan orang-orang yang terlibat dalam obrolan tak bernilai, ber-aura negatif serta yang hanya membuang-buang waktu berharga Anda.
  9. Bergaul dengan orang-orang berpikiran positif.
    Cari sekelompok orang yang berpikiran positif yang seminat. Mereka akan menjadi pendukung Anda, sehingga akan dapat meningkatkan pertumbuhan Anda.
  10. Praktekan introspeksi positif.
    Luangkan waktu inventarisasi semua kualitas positif yang Anda miliki. Instrospeksi positif = lupakan hal-hal buruk (negatif) yang mungkin telah terjadi dan perbesar kualitas positif kita. Bersyukurlah untuk hal-hal positif yang telah kita perbuat, walaupun sangat kecil. “Secara sadar dan bersengaja, BERSYUKURLAH … bahkan untuk nikmat yang maha kecil”.

 

Itulah 10 cara untuk membangkitkan energi positif menurut Esa Hilang, Dua Terbilang. Selamat mencoba, selamat mempositifkan dunia dengan dirimu.

I don’t want to see people crying anymore. I want everyone to smile! So have a good look… at my…transformation!
~ Godai Yusuke, Kamen Rider Kuuga

satu, dua, dan sepuluh

dunia seakan semakin menghilang
mereka berlari
meninggalkan ia yang sedang kesepian

sambil menatap langit
berkhayal berenang di balik awan
sembari memandang padang rumput luas

mungkinkah kembali ke masa lalu?
mungkinkah mengulang masa lalu?
jawabnya adalah tidak

kenangan hanya menjadi tulisan di atas kertas
akan pudar oleh waktu
menguning terpapar kesedihan

satu, dua, tiga lembar kenangan
empat, lima, dan enam kesedihan
tujuh, delapan rasa sepi
sembilan dan sepuluh kerinduan

tak ada yang berkurang
kecuali dunia

tak ada yang menipis
selain kebahagiaan

tak ada yang terkumpul
melainkan kesedihan

72019

I love to talk about nothing. It’s the only thing I know anything about.
~ Oscar Wilde