Tari Ulu Ambek Manyibak Galanggang DN39 UKM-ITB

Setelah 3 tahun menjalani kegiatan dies natalis UKM-ITB, akhirnya perjalanan tari saya berakhir. Masih ingatkah dengan Tari Tapuak Tingkah bersama gadih-gadih mantiak-nya, dan Tari Garak Kambang yang identik dengan cowok-cewek kareh. Yang terakhir adalah tari yang istimewa, karena tari ini hanya dipertontonkan oleh 7 orang pria tangguh :D, tanpa ada wanita disisi mereka (aha, alay yo?? 😀 ).

Tari yang istimewa, bersama teman-teman yang istimewa. Juga posisi yang istimewa bagi saya sendiri. 🙂

 

Sometimes its not the strength but gentleness that cracks the hardest shells.
~ Richard Paul Evans, Lost December

Tari Garak Kambang DN38 UKM-ITB

Oke, setelah membaca tulisan tetangga tentang Tari Piring DN38 UKM-ITB, tiba-tiba jadi ingin menulis juga.

Yah, untuk kedua kalinya saya ikut kegiatan ini. Setelah DN37 yang Wonderful, kali ini saya mengikutinya sebagai orang yang berbeda. Disatu sisi, saya tetap sebagai personil. Sementara di sisi lain saya berada di balik layar. Bisa dibilang saya tahu apa yang terjadi di depan dan belakang panggung.

Pejalanan tari saya cukup unik. Mulai dari Tari Tapuak Tingkah yang ceria bersama gadih-gadih mantiak 😛 , beranjak ke Tari Garak Kambang yang identik dengan tari tageh (termasuk yang cewek juga tageh) 😀, dan berakhir dengan tari yang…ah, belum saatnya untuk di-publish. Terlalu banyak cerita saat itu, mulai dari 17 calon personil cowok + 10 calon personil cewek, dan berakhir dengan 7 pasang personil tari. Ada saat tertawa, ada saat menangis, ada saat yang melelahkan, bahkan ada ancaman tampil dengan 7 cowok dan 6 cewek, haha….

Terimahkasih atas segalanya, masih ingat dengan ucapan seorang teman, “cintamu adalah semangat hidupku”, semoga kita semua tetap bersama.

 

(videonya agak rusak, ada delay antara gambar dan suara sekitar 2 detik)

 

Sometimes, reaching out and taking someone’s hand is the beginning of a journey.
At other times, it is allowing another to take yours.
~ Vera Nazarian, The Perpetual Calendar of Inspiration

Pesona yang Terakhir

Satu minggu setelah acara puncak, akhirnya tulisan ini bisa di terbitkan. Persiapan untuk melaksanakan acara puncak Dies Natalis UKM-ITB  ke-39, Minangkabau Festival, merupakan kegiatan yang melelahkan. Kali ini saya kembali berada dalam posisi yang berbeda. Tahun lalu sebagai squad inti, kali ini sebagai penanggung jawab sebuah tari. Berat memang, tapi ini adalah mimpi yang harus diwujudkan agar menjadi kenyataan.

Ulu Ambek Manyibak Galanggang, sebuah tari yang sangat saya inginkan sejak dulu. Akhirnya tersampaikan, bahkan menjadi PJ tari tersebut. Ternyata tidaklah mudah, “mengendalikan” personil yang semuanya laki-laki :D. Terkadang mereka agak sulit untuk diajak bicara, terkadang sangatlah menyenangkan bersama mereka. Namun dibalik semua itu, terdapat kegembiraan yang tak tergantikan.

Acara puncak kali ini termasuk berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pentas seni diadakan di lapangan terbuka. Awalnya sempat takut tidak akan ada penonton, namun sebelum acara dimulai, terdengar info bahwa tempat duduk yang telah disediakan panitia tidak mencukupi. Sepertinya hujan gerimis sebelum acara dimulai tidak menghalangi keinginan pengunjung untuk datang. Hingga akhir acara, masih banya penonton yang berdiri. Artinya jumlah penonton tidak berkurang dibnandingkan awal acara.

DN39, rangkaian Dies Natalis yang terakhir bagi saya. Hari-hari yang melelahkan. Ketika rapat beberapa jam sebelum ujian. Ketika tidak tidur saat yang lain tidur. Terimakasih untuk semua, tim materi, personil, maaf jika ada kesalahan selama ini.

tari ulu ambek manyibak galangang4803_6505276844014531825_n

 

closing

Remember me and smile, for it’s better to forget than to remember me and cry.
~ Dr. Seuss

Dies yang Memesona

Tiga tahun berlalu semenjak menjadi anggota UKM-ITB. Tidak terasa besok 20 April 2013 sudah dimulai rangkaian Dies Natalis UKM-ITB ke-39 dengan parade di CFG Dago. UKM Gathering tanggal 26 April dan puncaknya Minangkabau Fair tanggal 27 April 2014. Minangkabau Fair kali ini akan berbeda. Akan ada pameran dan pentas seni yang diadakan di lapangan terbuka. Dengan konsep yang berbeda, di tempat berbeda, dan posisi yang berbeda. Sebagai batu loncatan acara yang lebih besar.

Pesona Minangkabau – Minangkabau On the Sky

 

1484100_10202013418997325_7321237225188491973_n

Sekreku Rumahku

Setelah membaca artikel tentang rumah di Daily Prompt: Our House, tiba-tiba teringat dengan sekretariat UKM-ITB di Aula Timur. Sekre itu banyak membawa kenangan. PPAB, DN37, DN38, mampir di sela-sela kuliah, bahkan tak jarang menginap di sana.

05032014255

05032014256

Kengen sekre altim, kangen sekre ateh, taragak mamakak tangah hari, taragak nge-jam, main balak, bagalak-galak, taragak ngadem di mading….

sekre ukm

*tambahan foto dalam rangka Weekly Writing Challenge: Threes

Tari Tapuak Tingkah DN37 UKM ITB

Mungkin sangat terlambat untuk sebuah video DN37, tapi jauh lebih baik daripada tidak sama sekali.

Tari dalam video ini adalah tari pertamaku di Dies Natalis UKM ITB. Yah, mungkin bagi sebagian orang ini hanya sebuah tari biasa. Namun tidak bagiku, aku sangat menyukai proses 3 bulan bersama teman-teman dalam tari ini. Meskipun selama latihan kami bisa dikatakan jarang lengkap, namun itulah yang membuat kami merasa saling membutuhkan. Entahlah, mungkin hanya aku yang merasa seperti ini, mungkin aku terlalu melankonis.

 

I have never started a poem yet whose end I knew. Writing a poem is discovering.
Robert Frost